Sabtu, 05 Mei 2012

pilihan hidup

Aku terlahir seperti manusia yang lain, " tak sempurna ", dengan paras yang tak begitu cantik, body yg sama skali g seksi, bukan anak orang berduit, terlahir dengan otak yang tak brilian pula.
Itulah aku, seorang anak perempuan yg selalu memimpikan hidup tertata sesuai dengan rencana, tapi apa daya, pepatah klasik mengatakan bahwa " manusia hanya dapat berencana sementara keputusan mutlak pada yang kuasa".
Itulah realita hidup yang selalu aku hadapi selama ini, kembali pasrah dan berserah atas rencana yang belum berjalan dengan mulus.
Kadang nyinyir jika harus menghadapi realita hidup yang jauh dari angan, getiiiir...........
Menhadapi rasa kecewa seolah sudah menjadi makanan sehari2, rasa sakit bagaikan minum obat, sehari tiga kali.
Uh....
Dari SD aku selalu memimpikan bisa mendapatkan ranking 1, tapi entahlah, berasa suliiiit, aku hanya mampu mendapatkan yang kedua atau yreng ketiga. Selalu!!!!
Tapi lulus SD aku mendapatkan SMP favorit, meski aku kelabakan mengejar prestasi, tapi nasehat ayah membuatku sedikit berbesar hati, " lebih baik menjadi yang terbodoh diantara orang2 pintar, daripada menjadi terpintar diantara orang2 bodoh". Hik....
Itulah ayahku, yang selalu membuat anak2nya tetap bisa berbangga meski dalam keadaan terburuk sekalipun.
Meski waktu SMP jadi masa paling buruk buatku, bolos, bandel, g hargai guru, seenak sendiri, g pernah belajar, dan jadi penyesalan ketika pengumuman kelulusan.
Mendapatkan nilai yang hanya mampu melanjutkan ke SMU tingkat kecamatan, Hik....
Dan ayah selalu benar, disini aku menonjol diantara teman2, ketika di kelas tiga aku selalu mendapatkan ranking 1, hemmmh....
Entah bangga atau luar biasa, ketika bertemu teman yang bersekolah d SMU favorit, dengan enteng dia bilang "jika aku sekolah di tempatmu, mungkin aku mendapatkan rangking nol koma...
Glek.... ternyata bkan apa2 yang aku peroleh selama ini...
Nasiiib...
Lulus SMU ketika orang berlomba dan sibuk mencari Universitas, aku hanya duduk diam di rumah, dengan alasan, tak ada biaya, bayangkan jika saudaraku ada enam orang, kami hanya mengandalkan gaji ayah yang sudah pensiun sementaraibu hanya ibu rumah tangga biasa, dengan mengandalkan hasil kebun yang belum pasti, sementara kedua kakakku yang sudah lebih dulu kuliah, sudah pasti dana kami tipis ketika aku punya keinginan untuk melanjutkan kuliah.
Hik..
Di tambah lagi, tepat setelah kelulusanku, ayah pergi meninggalkan kami semua untuk selamanya, 24 september 2008, selamat jalan ayah, nasehatmu tak pernah lekang di telan waktu, kami tetap mencintai ayah sampai kapanpun juga.
Selepas kepergian ayah, aku kerja, di sebuah pabrik di jakarta, aku tipe orang yang gila kerja, dari operator hingga aku diangkat menjadi asisten supervisor. Luar biasa....
Itu berkat sifatku yang lempeng dan ga takut pada siapapun sepanjang aku benar. Hehe...
Dua tahun bekerja, aku pulang lagi untuk kkuliah...
Masalah baru kuhadapi disini, setelah terbiasa dgn jam ketat jakarta, drop dengan kehidupan dengan semarang yang terkesan santai dan jauh dari sibuk.
Shock... ketika bangun jam lima pagi mencari wartel, dan ak satupun blm ada yg buka, dan jalanan masih lengang, belum lagi dengan teman sekampus yang masih anak2 semua.
Lengkap....
Tiga tahun berlalu akhirnya aku bs menerima keadaan semarang dan berbaur dengan kehidupannya, it's eassy....
Lepas kuliah bekerja, hingga pada akhirnya penuhi kewajiban sebagai manusia, "menikah".
Hehe....
Misteri yang membutuhkan waktu lama untuk memecahkannya, bagaimana tdk, setelah 31 tahun melajang akhirnya aku berani mengambil keputusan untuk menikah.
It's a big deal...
Dan itu benar2 terjadi, setahun berikutnya aku melahirkan seorang bayi, menakjubkan............
Bayi itu benar2 anakku, dan melengkapi hidupku sebagai seorang perempuan... I love it...
Saat ini jagoan kecilku sudah  14 bulan, hadinya selalu menghapus semua lara, capek, kecewa, sakit, yang selalu datang silih berganti mengisi hidup ini, yang dikatakan kebanyakan orang, sebagai menjalani sebuah takdir hidup.
Tapi aku lebih suka menyebutkan menjalani sebuah pilihan hidup...
Thank's god....
Atas semua nikmat yang Engkau berikan selama ini....
Meski sakit terasa perih dan kecewa terasa ngilu, tapi aku yakin senyum dan keyakinan kami akan mengantarkan kami pada hidup yang hakiki, meski kadang sebuah rencana berakhir dengan ketidakpastian.
Aku akan tetap menyusun rencana hingga mendapat acc-Mu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar