Minggu, 20 Mei 2012

ngutip ni........ like this

Masa yang paling menentukan dalam mencintai seseorang bukanlah saat seseorang jatuh cinta melainkan saat jatuh cinta itu usai, begitu orang bijak bicara. Jatuh cinta memang sesuatu yang indah untuk dirasakan. Entah telah berapa juta syair, lagu, puisi, kisah, ataupun serenada tercipta yang memuja cinta sebagai keindahahan paling sempurna dari alam raya, tak ada kecantikan yang lebih besar dari rasa cinta, seolah begitu adalah benar adanya. Semua kisah cinta dan lagu puja-puji atasnya lahir dari relung kebahagiaan seseorang yang sedang jatuh cinta, dan seorang yang sedang jatuh cinta sebenarnya seseorang sedang jatuh ke dalam sebuah lubang yang sangat dalam, tanpa mengetahui persisnya seberapa dalam dasar lubang itu. Kejatuhan yang mungkin terasa sangat menyenangkan karena ia jatuh bukan melewati dinding karang tajam melainkan melayang turun di atas lembar-lembar kapas putih yang mengusap kulit dengan lembut. Dirasa dalam pejaman mata, cuma hati dan perasaan saja yang bisa menilai bahwa jatuh ini begitu memabukkan. Untuk sejenak matikanlah rasio dan akal sehatmu karena jatuh cinta bukan untuk semata dipikirkan, jatuh cinta bukan urusan akal, jatuh cinta bukanlah serangkaian rumus fisika yang rumit, ia adalah hembusan angin yang menyentuh kalbu begitu saja. Maka selama angin itu masih berhembus, jangan berpikir, cukup rasakan. Kau tak akan pernah tahu kapan hembusan itu akan berakhir. Nikmati selagi ada. Ketika berada di dasar sumur itu lah, seorang pecinta akan terbangun dan menikmati mimpi indahnya berakhir, berganti dengan mimpi buruk yang perih tak tertahankan. Tak semua bisa keluar dari kedalaman jalatunda ini, sebagian keluar dengan lebam dan carut di sekujur tubuh, dan hanya sebagian kecil orang-orang hebat mampu terbang dari jebakan maut ini


by: paguyuban bali indonesia
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000390050674

Tidak ada komentar:

Posting Komentar