Rabu, 18 Januari 2012

Bukik Bertanya: "BANYU MILI"

Bercerita tentang diri sendiri, rasanya sulit, sepertinya tak ada yg membanggakan dalam diri ini, tapi siapa lagi kalo bukan kita yg akan membanggakan diri kita sendiri?
hehe..
Teteeeeep aja narsis....
Dimulailah aku ikutan di rubrik ini...
Simak ya....

TENTANG IDENTITAS DIRI


Panggil saja aku yulie karena aku lahir di bulan tujuh, di hari ke tujuh pula, hehe....
 pasti langsung nengok dan senyum mengembang yg akan kamu dapatkan...
hehe..
Tapi tak sedikit dari teman yg suka ganti nama aku, dari njuli, suli, sampai genjul...
ah.... itulah teman, g bisa protes dg ulah mereka, terima apa adanya akan lebih aman...
hik....
Ketika di tanya apa alasan mereka ganti nama aku, jawabnya enak, "nama kamu paling enak diplesetin"
hu....
Tapi itu baru nama depan aku, lengkapnya Yuliani Sri Hartati, ayah yg memberikan nama itu,..
Waktu itu sempat nanya juga, "kenapa nama tengahnya pakai sri pak?"
"karena sri itu menggambarkan bahwa kamu memang perempuan", jawab ayah.
hehe...
menurutku sri itu ngga keren, kenapa ngga di ilangin saja batinku dalam hati, tapi itu memang nama tengah anak perempuan dalam keluarga aku, kedua kakakku jg menyandang nama yang sama di nama tengahnya.
Tapi sempat berbangga juga punya nama sri, ketika salah seorang menteri fenomenal kita bernama Sri Mulyani. hehe....
Numpang keren lah....
Ayah sempat bercerita makna dari namaku, katanya nama itu berarti anak perempuan yg lahir di bulan juli dan membawa rejeki.
oooooo......
Masih kata ayah juga, selama masih dalam kandungan hingga aku terlahir, Tuhan selalu memberikan rejeki yg berlebih bagi keluarga kami.
Amiiiin.........
Kebanggaan pertama atas hadirku di dunia ini......

TENTANG KEJADIAN YANG MENGGETARKAN


Adalah saat terakhir ayah memelukku, sebelum ayah meninggalkanku untuk selamanya......
Dalam bisiknya ayah berpesan, "carilah laki-laki terbaik untuk pendamping hidupmu kelak, ayah percaya kamu mampu mendapatkannya, karena saat itu ayah sudah tak ada di sampingmu. Jika kamu sudah mendapatkannya, jangan pernah sia-siakan dia, terima dia apa adanya, bantu dia dalam mengatasi segala permasalahan rumah tangga, dampingi dia selalu meski sedang dalam keadaan apapun, meskipun kamu harus kehilangan waktu untuk bekerja, lakukanlah itu".
ayaaaaahhhh........... pekikku tertahan melihat ayah benar-benar bernafas untuk yang terakhir kalinya.
Dan ayah telah meninggalkanku untuk selamannya, tapi pesan ayah tetap hidup dalam jiwaku...

Ibu adalah yang terhebat di mataku, luar biasa, sepeninggal ayah, ibu membesarkan kami berenam sendirian. dengan sejuta cara ibu berusaha agar kami mendapatkan pendidikan yang terbaik. Dan, kami bisa menyelesaikan kuliah tepat pada waktunya, meski ibu harus memeras tenaga dan keringat demi biaya kami.
Itulah ibu, yang tak pernah behenti berdoa dan memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya meski kami kini telah berkeluarga. Terimakasih ibu...

TENTANG KEJADIAN YANG MENGUBAH DIRI


Ketika hamil anakku, aku lebih menghargai arti hidup yang sebenarnya, bagaimana tidak, coba bayangkan, sembilan bulan masa kehamilan, sembilan bulan pula harus bedrest...
hah....
Pada saat menginjak bulan ke enam dokter menyarankan agar anakku lahir paksa...
tidaaaaakkkkkkkkkk........
Hampir teriak aku berbisik, "jika karena hamil ini saya harus mati, akan aku  jalani dok".
Sejuta penjelasan, tapi aku tak perduli, dan dokterpun pergi...
aku menaaang........
Menjelang melahirkan tanggal 13 februari 2011, minggu malam jam 21.00, aku di bawa ke rumah sakit bersalin, pembukaan satu, hingga tanggal 16 februari 2011, rabu sore, aku mersakan sakit yang teramat sangat, benar2 rasa sakit yang pertama kali aku rasakan, aku pingsan, dehidrasi, pembukaan tak kunjung bertambah, dan aku harus operasi....
Harapanku untuk melahirkan normal, dinyatakan tidak bisa, aku harus menyerah di meja operasi demi anakku...
Jam 21.30 masuk ruang operasi, sepuluh menit kemudian anak lelakiku terlahir kedunia.....
alhamdullilah.............
Tapi hingga berjam2 berlalu, aku tak kunjung sadarkan diri, dan dalam tidur semuku, aku melayang dalam tempat yang gelap dan sunyi, tiba-tiba datang sosok putih bersih bagai sinar, dengan senyum yang tulus, dan aku mengenalnya sebagai Adjie Massaid, sungguh aku tak lagi berbohong, waktu itu beliau meninggal baru beberapa minggu, dan dia benar hadir menuntunku, dan aku juga tak mengerti kenapa harus beliau, sementara aku juga tak pernah mengenalnya...
Tapi bener lho....
Lalu beliau menuntunku, berkeliling di ruang operasi, aku melihat tubuhku tergolek lemas dan suamiku menangis sambil menggenggam tanganku, beliau berbisik, "kamu takkan meninggalkannya bukan"?
Sambil membawaku ketempat anakku yang sedang menangis........
Saat itu juga beliau meninggalkanku, dan air mataku meleleh, dengan segenap kekuatan aku berusaha untuk bangkit lagi...
Sujud Syukur tak lepas kupandang anakku, dan aku baru saja hidup untuk yang kedua kali bersama lahirnya anakku.
hik..hik..hik...
Lebih menghargai hidup yang selama ini kuanggap hanya sebagai mampir minum, tak lagi, setiap detik kehidupan kurasakan sangat berarti kini. Aku ingin hidup seribu tahun lagi untuk anakku, agar dapat selalu mendampinginya dalam setiap pertumbuhannya.

Yang kedua adalah saat aku di pertemukan kembali dengan cinta masa kecilku...
heeemmmm..........
Kalo sudah bercerita tentang yang satu ini, panjang urusannya, tapi begitulah adanya, bayangkan saja, hanya berjarak dua meter saja, tapi tak berani bilang apa2 justru menghindar dan melihatnya dari kejauhan..
hehe....
Tapi itulah yang terjadi, dari situ aku merasa proses pendewasaan diriku bertambah, aku bisa menerima semua dengan bijak, dan menyadari segala sesuatu yang kita inginkan tak selamanya harus terwujjud.
Orang jawa bilang "temuwo" dalam menyikapi setiap masalah, dan lebih berimbang dalam menyikapi antara keinginan, hasrat dan logika.....
Hanya bilang terimakasih atas semua....
hehe....

TENTANG YANG DIHARGAI


diri sendiri
Menghargai diri sendiri sebagai manusia yang tak pernah berhenti berjuang, meski suka duka, cinta lara, tangis tawa, silih berganti menerpa. Merasa hidup sempurna ketika dokter menyatakan aku hamil dan terbangun dari tidur panjang sebagai seorang ibu, sungguh luar biasa, bisa memeluk buah hatiku ketika sedang menangis, memberinya ASI dan menemaninnya ketika bermain dan belajar adalah sesuatu yang amat sempurna bagiku. Dan kesempurnaan itu semakin bertambah ketika anaku memanggilku mama untuk yang pertama kali...
hehe..
Kebanggaan yang kedua atas diriku.

keluarga
Keluarga ibarat payung buat diriku, mampu melindungiku dalam keadaan panas ataupun hujan, keluarga tempat aku menumpahkan segala duka dan suka, tempat aku pulihkan tenaga saat aku kecapekan pulang dari beraktivitas...
Keluargaku segalanya bagiku...

orang lain
Menghargai orang lain harus sama nilainya dengan menghargai diri kita sendiri, menghargai orang lain tanpa memandang mereka dari jenis kelamin, profesi, status sosial, dan asal usulnya akan mencerminkan seberapa jauh kita menghargai diri kita. Karena bagaimana cara kita menghargai orang lain akan berpulang bagaimana orang menghargai kita.

indonesia
Menghargai Indonesia akan keragamannya, dari budaya, bahasa, suku, agama, dan kekayaannya...
Indonesia itu kaya lho, dan punya banyak potensi, bangga dong jadi bagian dalam indonesia ini...

kehidupan
Kehidupan itu unik lho, selalu ada sisi istimewanya di balik ketidaksempurnaan, menghargai hidup yang sebentar ini, untuk penerus kita dan masa depan adalah pilihan paling bijak.
Menganggap kerikil sebagai bagian pembuat jalan mulus, bukan sebagai rintangan saat kita berjalan akan membuat kita nyaman menjalani hidup ini sampai di akhir tujuan.

TENTANG SIMBOL DIRI


Aku seperti air yang mengalir, tenang, di butuhkan, tapi kadang jadi ancaman jika sudah tidak sesuai jalan.
Layaknya air lah, menjalani hidup tak harus ngoyo, pelan asal tetap jalan sesuai alur. Air sebagai sumber kehidupan seluruh makluk di bumi ini, dan aku selalu di butuhkan oleh keluargaku, meski masih dalam lingkup terkecil, disitu arti kehadiranku selalu dinanti.
hehe...
kebanggaanku yang ketiga...
Air bisa juga marah, bayangkan saja jika di sungai banyak sampah, pasti akan terjadi banjir, sama juga dengan aku, bisa saja menjadi orang paling pemarah dan uring-uringan ketika aturan dan norma mulai tak di perhatikan. Itulah aku, tapi aku lebih suka menyebutnya sebagai  "banyu mili" biar lebih njawani.
hehe...

IDONESIA PADA TAHUN 2030


Hemmmm...
2030 berarti anakku sudah masuk bangku kuliah,  saat itu Indonesia sudah jauh lebih baik dari sekarang, fasilitas pendidikan sudah bisa d setarakan dengan negara2 maju, bukan anak2 kita yg kuliah d luar negeri tapi anak2 mereka yg kuliah d indonesia. Kota besar tak lagi mengeluh dengan buruknya tata kota, tentang banjir d musim hujan, macet d waktu jam kerja dan jam sekolah, indonesia sudah mempunyai sistim transportasi yg jauh lebih modern dan tertata rapi. Kita tak akan khawatir lagi jika anak kita lulus kuliah mau kerja apa, karena lapangan pekerjaan sudah tersedia dengan luas dan jauh berkwalitas. Tak ada lagi berita d tv tentang pengangguran, dan kejahatan yg d akibatkannya, jg kemiskinan yg melahirkan berjuta persoalan. Tak ada lagi berita kontroversi tentang nasib penduduk d pinggiran atau perbatasan.
Pelayanan kesehatan sudah merata sampai ke tingkat paling rendah.

Indonesia telah menjadi masyarakat yg berbudaya, tak ada lagi perang antar warga, tawuran antar pelajar, perang antar agama, perang d parlemen gara2 adu pendapat...
yg jelas indonesia aman,tentram dan damai. Tak ada lagi acara bagi-bagi sembako yang selalu menelan korban, karena rakyat Indonesia tak ada yang miskin. Bisa menjalani hidup dengan tenang tanpa harus merasa khawatir akan kejahatan, buruknya pemerintahan, dan ketidak adilan.
Yang jelas bisa tidur dengan pulas meskipun harus merelakan berjauhan dengan anak lelaliku karena harus melanjutkan kuliah di kota lain.
hehe...

Hal kecil yang bisa kita lakukan untuk membawa perubahan adalah dimulai dari diri kita sendiri, dan keluarga. Menanamkan rasa disiplin pada diri dan keluarga akan membawa dampak yang besar dalam kehidupan, apalagi itu di mulai secara bersama-sama pada seluruh pribadi dan seluruh keluarga di indonesia.
Aku yakin menuju Indonesia yang berbudaya bukan hanya sekedar mimpi.
Percaya deh, kita mulai yuk....

TENTANG BIOGRAFI

Pinginnya aku menjadi ibu yang sempurna di mata anakku, bisa menjadi teman, saudara, patner, koki, dan semua yang bisa mendukung anakku menjadi manusia yang berbudaya akan kulakukan.
Dan aku akan menyebutnya sebagai BAHAGIAKU MENJADI IBUMU.
heeemmm.......

HAL PALING KONYOL


Satu-satunya hal paling konyol yang pernah aku lakukan ketika bercerita pada adikku bahwa dia bukan anak dari ayah dan ibu, tapi dia di pungut di bawah pohon kelapa depan rumah.
hehe..
Ternyata cerita itu membekas sampai dia di bangku SMA, saat itu dia bertanya "bener ngga sih aku ini anak pungut?"
Sambil tersenyum geli aku jelaskan, bawa itu cerita bohong, dan aku ceritakan bagaimana dulu dia dilahirkan dan aku menyambutnya...
hehe...

Menikmati sebuah perjalanan kan? mau gabung juga?
hehe...
sini lho rubrik kolaborasi bukik bertanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar