itulah hidup, yang kadang tak layak untuk di ungkap ke permukaan jika sudah menyangkut perselisihan dan ketidaksamaan. konflik yang berjejal dan silih berganti membuat hati dan fikiran terkadang lupa akan arti dan tujuan untuk apa hubungan ini terjalin. yang ada hanya murka jika semua sudah tak sejalan dengan angan yang di pikirkan, membuat kesakralan tentang satu hubungan luntur begitu saja, hanya demi satu keegoan.
entah apa yang salah dengan hubungan ini, jika sifat ini sudah ada sejak hubungan ini terjalin tapi kenapa baru sekarang nampak di mata. atau dulu terlalu takut untuk melihat karena terlalu takut mngerti di awal bahwa hubungan ini tak akan berhasil. entahlah
berawal dari berbagi tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan, yang dirasa kurang adil, dan terlalu berat, di satu sisi, laki-laki sebagai pemikul tanggung jawab terberat yang mencakup materi dan seluruh kenyamanan keluarga, dan perempuan cenderung sebagai babu yang tiap hari hanya berkutat di antara sumur , dapur, dan kasur. urusan anak adalah mutlak milik perempuan,. hahhh...
aku tak pernah mengerti siapa yang pertama kali membagi pekerjaan ini, yang kurasa ini sungguh tak adil, ketika sang perempuan adakalanya harus ikut menanggung kekurangan ekonomi, dengan memutar otak agar semua bisa masuk dalam kategori cukup.
entah ketidak adilan atau kurang kedewasaan dalam menyikapi segala tanggung jawab yang harus di pikul dalam satu hubungan sebagai masing-masing laki-laki dan perempuan.
entahlah..
entah butuh waktu, atau tlah cukup waktu sebagai batas unutk menerima semua ini.
dan inilah hidup, yang kadang ketidak adilan dirasa harus menjadi kewajiban yang harus di penuhi sebagai makluk yang terlahir sebagai perempuan.
dan jika berburu cinta diantara kepingan perselisihan, tak urung hanya akan membuat tanda tanya besar dan kembali pada sang waktu yang lebih berkuasa akan ini semua.
waktu oh waktu, dimana cinta itu sedang bersembunyi.
di balik coklat valentine yang sebentar lagi akan muda mudi rayakan, semoga mereka g akan kehilangan cinta diantara konflik yang sebentar lagi akan mereka hadapi.
entah apa yang salah dengan hubungan ini, jika sifat ini sudah ada sejak hubungan ini terjalin tapi kenapa baru sekarang nampak di mata. atau dulu terlalu takut untuk melihat karena terlalu takut mngerti di awal bahwa hubungan ini tak akan berhasil. entahlah
berawal dari berbagi tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan, yang dirasa kurang adil, dan terlalu berat, di satu sisi, laki-laki sebagai pemikul tanggung jawab terberat yang mencakup materi dan seluruh kenyamanan keluarga, dan perempuan cenderung sebagai babu yang tiap hari hanya berkutat di antara sumur , dapur, dan kasur. urusan anak adalah mutlak milik perempuan,. hahhh...
aku tak pernah mengerti siapa yang pertama kali membagi pekerjaan ini, yang kurasa ini sungguh tak adil, ketika sang perempuan adakalanya harus ikut menanggung kekurangan ekonomi, dengan memutar otak agar semua bisa masuk dalam kategori cukup.
entah ketidak adilan atau kurang kedewasaan dalam menyikapi segala tanggung jawab yang harus di pikul dalam satu hubungan sebagai masing-masing laki-laki dan perempuan.
entahlah..
entah butuh waktu, atau tlah cukup waktu sebagai batas unutk menerima semua ini.
dan inilah hidup, yang kadang ketidak adilan dirasa harus menjadi kewajiban yang harus di penuhi sebagai makluk yang terlahir sebagai perempuan.
dan jika berburu cinta diantara kepingan perselisihan, tak urung hanya akan membuat tanda tanya besar dan kembali pada sang waktu yang lebih berkuasa akan ini semua.
waktu oh waktu, dimana cinta itu sedang bersembunyi.
di balik coklat valentine yang sebentar lagi akan muda mudi rayakan, semoga mereka g akan kehilangan cinta diantara konflik yang sebentar lagi akan mereka hadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar